DAWET IRENG YANG SEMAKIN EKSIS
Siapapun yang tinggal, pernah tinggal, datang setidaknya
melintas di kawasan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah dari arah Jakarta
menuju Semarang maupun Yogyakarta, pastilah tahu dan hapal dengan
kuliner khas ini. Begitu sampai di gerbang perbatasan antara Kabupaten
Kebumen dan Purworejo, langsung di sambut dengan jajaran lapak pedagang
kuliner khas daerah Purworejo, yaitu, Dawet Ireng. Walaupun sebelumnya
belum se booming sekarang, tapi saya sudah lama mengenal kuliner ini,
pertama kali sekitar tahun 1986, ketika bertandang ke rumah seorang
teman SMA, yang kebetulan tinggal bersama neneknya, di sanalah pertama
kali mencicipi Dawet Ireng, waktu itu sedikit merasa aneh melihat
tampilan cendolnya yang hitam pekat, tapi setelah mencicipi sedikit dan
menuntaskan sampai habis, wow…manis menyegarkan dan mengenyangkan. Tak
salah nenek temanku menyajikan buat kami berlima yang sedang haus dan
lapar, sepulang sekolah. Dan ternyata di kemudian hari Dawet Ireng
yang menurutku ‘aneh dan unik’ ini menjadi kuliner andalan Kabupaten
Purworejo.
SEJARAH DAWET IRENG
Dawet Ireng sebenarnya adalah minuman khas daerah Butuh, sebuah kecamatan di wilayah paling barat dari Kabupaten Purworejo.
Dikenalkan pertama kali sekitar tahun 1950 oleh Bapak Ahmad yang
pertama kali membuka daganganya di warung ala kadarnya di sebelah timur
jembatan Butuh ( perbatasan Kab. Kebumen dan Kab. Purworejo
). Dan sampai hari ini masih di teruskan oleh anaknya yaitu Bapak
Giman, dengan pengunjung yang selalu berjubel setiap harinya baik dari
pelanggan sekitar maupun dari luar kota yang mampir melepas lelah
sembari menikmati semangkut dawet ireng yang manis gurih menyegarkan
ini.
DAWET IRENG DENGAN RASA DAN WARNA YANG KHAS
Dawet Ireng adalah semacam minuman es cendol , tetapi cendolnya berwarna hitam. Ireng yang berasal dari bahasa Jawa berarti
hitam. Warna hitam diperoleh dari pewarna alami yaitu abu bakar jerami
yang di campur air kemudian di saring, menghasilkan warna hitam alami
sebagai pewarna dawet / cendol.
Menjadi istimewa karena selain berwarna hitam pekat, juga penyajian yang
sangat khas, yaitu jumlah dawet / cendolnya lebih banyak dari kuah
santan dan sirup gulanya . Selain itu konon dawet ireng ini berkhasiat sebagai pereda panas dan memperlancar pencernaan.
Sangat pas jika di sajikan dengan di tambah es batu dan tapai ketan, rasa manis, gurih tentulah menggoyang lidah.
RESEP DAWET IRENG
Buat teman – teman yang penasaran dengan dawet ireng ini, jangan
khawatir di bawah ini, saya sertakan resep andalan kuliner khas yang
sangat menggiurkan ini,
BAHAN DAWET :
- 50 gram tepung sagu
- 60 gram tepung beras
- 600 ml air
- 1 sendok teh garam
- 1 1/2 sendok makan (3 gram) abu merang dan 50 ml air, dilarutkan, disaring
- 1/8 sendok teh pewarna hitam
BAHAN SIRUP :
- 250 gram gula merah, disisir ( lebih sedap menggunakan gula aren )
- 2 lembar daun pandan
- 250 ml air
BAHAN KUAH SANTAN :
- 500 ml santan dari 1/2 butir kelapa
- 2 lembar daun pandan
- 1/4 sendok teh garam
BAHAN PELENGKAP :
- tapai ketan
- 3 buah nangka, dipotong-potong
- es batu atau es serut
CARA MEMBUAT
- Dawet Ireng : larutkan tepung beras, tepung sagu, air, air abu merang, garam, dan pewarna hitam. Masak sambil diaduk sampai meletup-letup dan kental.
- Tuang dalam cetakan cendol. Tekan diatas baskom yang berisi air es. Saring cendolnya. Sisihkan.
- Sirup : didihkan bahan sirup di atas api kecil sampai kental. Aduk rata.
- Kuah santan : rebus bahan kuah santan sambil diaduk sampai mendidih dan matang.
- Siapkan gelas, sajikan cendol beserta tapai ketan dan nangka. Tambahkan sirup, kuah santan dan es serut.
DAWET IRENG YANG MAKIN EKSIS
Meski tergolong kuliner sederhana, namun
kini Dawet Ireng Purworejo, telah merambah ke berbagai wilayah seperti
Jawa Barat dan Jawa Timur, banyak putra daerah yang memperkenalkan
kuliner ini ke daerah perantauan mereka. Belum lagi di tambah dengan
sistem penjualan modern semacam franchise / kemitraan / waralaba yang
dikelola banyak pengusaha muda di daerah maupun di luar daerah. Di
Purworejo mungkin sudah banyak yang menawarkan waralaba Dawet Ireng ini,
tapi saya baru tahu ada tiga ‘brand’ yaitu, Dawet Ireng Alami, Dawet
Ireng Murni, dan Dawet Ireng Asli, kesemuanya menerapkan sistim persen
dari keseluruhan yang laku terjual setiap harinya bagi para pengecernya.
Yang membanggakan Dawet Ireng telah
mampu menembus pangsa pasar di luar Purworejo, ini menjadi sinyal bagi
menggeliatnya kuliner khas andalan daerah, yang menjadi potensi sebagai
salah satu tujuan wisata kuliner Indonesia. Harapan terbesar kepada Indonesia Travel
untuk memperkenalkan kuliner dari berbagai daerah menjadi salah satu
keunggulan Indonesia dalam wisata kuliner di tingkat internasional.
Sumber :wikipedia
mta.or.id
foto dok pribadi